sudah lama rasanya aku pingin menuliskan ini kepada mu
namun rasanya seperti ada yang mengikat tanganku,
meskipun aku tahu kau sedang menutup mata, telinga untuk kenyataan yang sedang ada di hadapan kita
kenyataan yang bertentangan dengan prinsip dunia yang sedang kita hadapi
dunia pendidikan itulah kiranya namannya kawan
masih terasa di ingatanku ketika kamu tertawa karena keberhasilan kecilmu,
meskipun itu hanya untuk membeli jebor, paku ataupun pipa-pipa kecil
karena keberhasilan kecil itu bukan untuk dirimu
tapi untuk lingkungan ditempat kerjamu
kita sudah lama saling mengerti persepsi kalau dunia itu sama persisnya dengan permainan catur
papan catur yang sering dimainkan di kedai kopi
sambil bercerita tentang permasalahan tentang ladang
tentang tambak
juga tentang lilitan hutang piutang
dalam menggapai jalan yang semakin sempit di dunia ini kawan
catur di kota bukan sambil membicarakan ladang,
tambak, sayur
pedagang asongan, ataupun sistem pengairan tebu di ladang kawan
catur di kota juga bisa untuk meruntuhkan tembok kota
tembok kebisuan,
tembok kesepian
tembok kekecewaan
juga tembok kesendirian
seperti sepeda onthel dikampung yang menggantung
di sudut pojok belakang rumah
bersarang, kesepian, sendiri dan di tinggalkan
No comments:
Post a Comment